Senin, 18 April 2011 - 21:58 WIB
Dalam urusan asmara, orang mau keluar anggaran berapa saja, sebab yang namanya cinta itu harus berani korban apa saja. Jangankan korban materil, korban moril bahkan onderdil, juga bukan masalah karena demi dan atas nama cinta. Maka jika cinta masih berfikir tentang “margin” (keuntungan) musti diragukan sampai di mana kadar cinta pasangan itu.
Ali warga Jangkar Kabupaten Situbondo, agaknya masih juga berpikir pemasukan dan pengeluaran ketika dia berselingkuh dengan Ny. Mar, warga Curahkalak . Pikir Ali, jika dirinya sudah mengeluarkan dana sekian-sekian, harus bisa berapa kali “masuk” atas diri istri Ijo, 45. Maka selagi bisa dapat sewa kamar yang murah, kenapa musti menginap di hotel. Di gubuk pun jadi, yang penting murah dan aman, itu kiat Ali yang punya ilmu pengiritan.
Ali – Mar sebenarnya belum lama menjalin asmara, meski keduanya sebenarnya merupakan tokoh lama. Lho kok? Soalnya, sekian tahun lalu keduanya adalah sepasang kekasih yang telah bertekad untuk membina rumahtangga bahagia. Tapi ternyata Tuhan menentukan lain. Mar menikah dengan lelaki lain dan Ali juga berkeluarga dengan wanita berbeda.
Dasar “jodoh”, sekian tahun kemudian Ali – Mar bersua lagi. Rasa serrrr dan sedut senut kembali merajai hati dan sanubarinya. Lupa bahwa sudah punya pasangan masing-masing, keduanya tergoda untuk menjalin koalisi. Tapi yang namanya koalisi asmara, tanpa “eksekusi” sama saja itu koalisi setengah hati. Maka didukung setan dan iblis, Mar – Ali masuk hotel dan adegan bak suami istri ini pun terjadi. Wah, meski itu stok lama, ternyata sejuta rasanya.
Keseharian Ali memang pedagang kacang tanah. Sebagai pedagang, dia tak bisa meninggalkan naluri bisnisnya. Kencan dengan Mar di hotel, sama saja high cost (biaya tinggi) yang berkepanjangan. Maka bila gedung baru DPR saja biayanya terus bisa ditekan, kenapa urusan paha wanita tak bisa menghemat anggaran? Karenanya, sejak itu Ali suka mengajak doinya kencan di gubuk tengah sawah, yang sewanya hanya Rp 10.000,- sekali kencan. Ini benar-benar paket hemat mengalahkan paha ayam goreng .
Tapi karena “paket hemat” ala Ali ini keseringan, warga lama-lama jadi curiga. Kenapa sebentar-sebentar Ali ke gubuk itu. Ketika diintip, busyet……ternyata dia sedang bersetubuh dengan bini Ijo. Penggerebekan pun dilakukan. Hampir saja mereka akan mengarak Mar – Ali, untungnya polisi segera tiba. Keduanya segera dibawa ke Polsek Jangkar.
Dalam pemeriksaan Ali mengakui, selain membayar Rp 10.000,- ongkos sewa gubuk, dia juga sering memberi uang belanja khusus pada Mar ini. “Ya sekedar bantuan ekonomi tak mengikatlah,” ujarnya polos.
Ya karena hubungan ini tanpa ikatan apa-apa. (HS/Gunarso TS)