Buscar

Páginas

Cinta Satpam Berpaling

Cinta Satpam Berpaling BARU  jadi satpam lewat outsorcing, cintanya sudah berpaling. Inilah kelakuan Midan, 35, (bukan nama sebenarnya) warga Semarang. Saat aksi selingkuhnya ketahun bini lewat SMS, dia jadi mata gelap. Ny. Sarniti, 34,(bukan nama sebenarnya) pun dibanting dan dicekik lehernya hingga tewas. Satpam BNI ini pun jadi urusan polisi.
Sepertinya sudah salah kaprah, punya WIL atau PIL dianggapnya sebuah kebutuhan, bahkan menjadi hak semua anak bangsa. Bila ada kesempatan maupun kemampuan, kalangan pria dan wanita di mana-mana menduakan cintanya. Buktinya, kolom NID ini tak pernah kehabisan bahan. Di belahan bumi nusantara ini selalu ada saja pasangan suami istri yang mengkhianati Perjanjian KUA.
AM (anggota muda) aktivis selingkuh paling baru, rupanya Midan Satpam BNI Cabang Undip, Semarang. Meski kerjanya masih lewat jaringan calo tenaga kerja,  di mana kelangsungan kerjanya tak dijamin, dia sudah macem-macem punya WIL segala. Namanya juga Satpam bank, dengan sendirinya tiap hari ketemu nasabah yang cantik-cantik dan banyak duit. Salah satunya, Rini, 28, tertarik pada pemampilan Midan. Pertimbangan wanita itu mungkin, tongkat pentungannya saja gede dan panjang, apa lagi “pentungan”-nya yang lain.
Singkat cerita Midan – Rini sudah menjadi pasangan kekasih, lengkap dengan “pentung-pantungan”-nya ngkali. Soalnya, dalam berbagai kesempatan sang WIL berani kirim SMS mesra, berisi ajakan-ajakan mesum. Nah, beberapa hari lalu SMS itu terbaca oleh Sarniti, istri Midan. Begitu membaca kalimat-kalimat pendek dalam HP suami, dia terperangah dan menanyakan siapa gerangan dia. “Namanya sih lelaki, tapi kata-katanya kok begini, apa sampeyan homo, Mas?” tegur Sarniti telak.
Ya, dalam SMS itu oleh Midan diberi nama panggil Jumanto, tapi kok kalimatnya ajakan kelon? Maka Sarniti pun makin bernafsu untuk membuka tabir ini. Celakanya Midan juga bukan tipe lelaki yang bakat jadi pengacara. Dia blekak-blekuk memberi jawaban tak memuaskan, sehinga pada akhirnya mengaku kalah dan buka kartu bahwa Jumanto itu nama samaran seorang wanita.
Tapi ketika istri mengejar, siapa nama sesungguhnya perempuan itu, Midan malah ketularan jadi Ramadhan Pohan: ya si A lah, masak mau tahu saja! Midan diam, Sarniti jadi semakin sewot, sehingga omongannya semakin melengking-lengking. Dalam kondisi terpojok sedemikian rupa, Midan jadi nekad. Tanpa ampun Sarniti ditempeleng hingga jatuh. Habis itu langsung disusul dengan cekikan tepat di lehernya. Karena kesulitan bernapas, malam itu juga ibu dari satu anak itu tewas.
Demi melihat istri meninggal di tangannya, Midan jadi panik. Tak siap jadi napi, jenazah istrinya langsung digantung. Esuk paginya warga geger, sehingga polisi pun dilapori. Tapi dengan cepat Polsek Mijen Semarang segera tahu bahwa kematian gantung dini ini sekedar rekayasa. Dugaan pertama langsung mengarah ke Midan, apa lagi sidik jari di leher Sarniti juga tak bisa dibohongi. Satpam BNI yang tinggal di Santren Ngadirgo ini pun ditahan dengan tuduhan pembunuhan. “Saya kepepet, tak bisa berkelit dari tuduhan selingkuh,” ujarnya pada polisi.
Baru menyelewengkan cinta, apa lagi harta negara. (SM/Gunarso TS)