Buscar

Páginas

Bapak bermental jahilliyah


Bapak Bermental Jahiliyah MACAM- macam jaman jahiliyah saja,  anak lahir perempuan tidak disukai. Dan kebiadaban Danuri, 25 (bukan nama sebenarnya) semakin sempurna, ketika bayi Ririn, 1,5 (bukan nama sebenarnya) digigit dan dibekak mulutnya gara-gara rewel melulu. Kini ayah biadab itu jadi urusan polisi Polsek Tandes, Surabaya.
Bagi orangtua yang waras dan tak pernah dicuci otaknya, anak lahir lelaki atau perempuan, semua disambut dengan gembira. Kehadirannya akan menjadi pencerah dan penceria keluarga. Orangtuanya adalah pasangan yang bahagia, karena dipercaya Allah untuk mengasuh dan mendidik salah satu umatnya. Pepatah pun mengatakan, anak adalah belahan jiwa dan sibiran jantung.
Tapi tidak demikan bagi Danuri warga Tubanan Lama  Tandes, Surabaya.    Anak lahir perempuan, bukanlah pilihan dan cita-citanya. Maka bagi lelaki gendeng ini, bayi perempuan hanya akan jadi beban keluarga saja. Oleh karenanya,  sebelum bikin repot ke depannya, mendingan dimatikan sekarang saja. Lebih cepat lebih baik. Dasar.
Sesuai dengan usianya, Danuri memang masih mbocahi dalam perilaku. Lebih-lebih dia menikah dengan  perempuan yang usia 5 tahun di atasnya, sehingga dia dalam keseharian harus selalu diemong istri, bukan dia yang ngemong. Ditambah dengan kelakuannya yang temperamental, siapa pun yang mengganggu ketenangan dirinya harus dibinasakan, tak peduli itu anak kandung sendiri.
Alkisah, ketika  istri hamil sebagai dampak kerjasama nirlaba, Danuri bilang pada istrinya bahwa mendambakan anak lelaki. Tapi jika anak itu nanti lahir wanita, jangan menyesal, pasti si upik saya siksa terus. Kala itu Tami, 29 (bukan nama sebenarnya)  istrinya, menganggap omongan suami sekedar bualan warung kopi. Ee,  ternyata benar. Begitu bayi itu lahir perempuan, dia kurang bersemangat menerimanya. Dan ternyata ancaman Danuri bukan sekadar wacana saja.
Baru tiga bulan usia bayi Ririn, sudah pernah dibekap mulutnya gara-gara nangis. Pernah pula bayi tanpa dosa itu disrimpung kaki dan tangannya. Dan klimaknya beberapa hari lalu, gara-gara Ririn nangis terus ketika ditinggal ibunya ke warung, langsung digigit dan dibekap mulutnya. Keruan saja si upik pingsan. Ketika istrinya tahu, jawabnya enteng saja. “Anak macam begitu jangan dimanja, mati saja nggak apa-apa,” kata  Danuri tanpa ekspresi.
Dengan panik Tami menolongnya, digoyang-goyang sampai bayi mau menangis. Tapi melihat kondisi putrinya, dia memaksa suaminya mengantarkannya ke RS Muji Rahayu. Tapi setelah dicek dokter, bayi itu sudah terlanjur tewas. Danuri yang katanya mau menghubungi keluarga, ternyata kabur melarikan diri. Polisi Polresta Surabaya tengah memburu si bapak jahiliyah ini.
Kalau ketemu,  jangan  kasih ampun. (HS/Gunarso TS)